Misteri Kelam Dibalik Lagu Nina Bobo

Pernah mendengar lagu nina bobo ? Pasti pernah mendengar nya kan, konon kata nya lagu pengantar tidur nina bobo yaitu lagu kutukan untuk anak anak atau bayi. Coba perhatikan lirik nya "Nina bobo, oh.. nina bobo.. jikalau tidak bobo di gigit nyamuk" mungkin bagi kau lirik ini tidak terdengar menakutkan untuk ketika ini tetapi sehabis anda membaca artikel ini mungkin anda akan berpikir berulang kali untuk menyanyikan lagu ini kepada anak anda ataupun adik anda mungkin juga kekasih anda.
Lagu tersebut menyimpan banyak sekali misteri yang anda belum tahu. Lagu nina bobo sudah ada semenjak nenek moyang kita. Tetapi di balik lagu yang sederhana itu ada kisah tragis di balik lagu itu. Tetapi pernah tidak anda berpikir siapakah sebenar nya sih nina itu ?

Sedikit kisah wacana nina, beberapa tahun sebelum kita merdeka sempurna nya sehabis kedatangan Cornelis de Houtman di Banten, warga negara Belanda dari banyak sekali kalangan sudah memenuhi pulau jawa. Dan disebutkan disana ada seorang anak berjulukan Nina Van Mijk, gadis yang berasal dari seorang keluarga komposer musik lagu sederhana pada ketika itu alasannya yaitu terlalu banyak tentangan musisi di Belanda.

Hidup Nina berjalan normal menyerupai orang orang lain pada umumnya, berjalan jalan, bersosialisasi dengan penduduk lain nya, dan mengenal budaya nusantara. Tetapi semenjak insiden absurd yang menimpa Nina pada suatu hari di malam yang badai, dan petir pun selalu terdengar di atas awan. Dari dalam kamar Nina menjerti sangat keras sekali dan di ikuti oleh bunyi vas bunga yang terjatuh dan pecah.

Ayah, ibu dan pembantu Nina pun pribadi lari ke kamar Nina. Pintu nya terkunci dari dalam kemudian ayah nya mendobrak pintu itu dan apa yg terjadi GOLLL. Setelah mendobrak pintu itu semuanya kaget melihat Nina di ranjang nya melipat badan nya kebelakang persis dalam posisi kayang merayap mundur sambil menjerit- jerit dan sesekali mengumpat ngumpat dengan bahasa Belanda. Rambutnya yang lurus pirang menjadi kusut gak keruan, kelopak matanya menghitam pekat. Itu bukan Nina, itu yaitu jiwa orang lain didalam badan Nina. Nina Kerasukan!.

Sudah seminggu berlalu semenjak malam itu, Nina dipasung didalam kamarnya. Tangannya diikat dengan seutas tambang. Keadaan Nina makin memburuk, tubuhnya semakin kurus dan pucat, rambut pirang lurusnya sudah kusut gak karuan. Ibu Nina hanya dapat menangis setiap malam ketika mendengar Nina menjerit-jerit. Ayah Nina gak tahu harus berbuat apa lagi, alasannya yaitu insiden absurd menyerupai ini gak pernah diduganya. Karena frustasi dan gak tahan melihat keadaan anaknya, ayah Nina pulang ke Belanda sendirian meninggalkan anak dan istrinya di Nusantara. Pembantu rumahnya pun pergi meninggalkan rumah itu alasannya yaitu takut. Tinggallah Nina yang dipasung dan Ibunya disatu rumah yang gak terurus.

Kembali lagi pada satu malam topan namun aneh, ketika itu terdengar Nina gak lagi menjerit-jerit menyerupai biasanya. Kamarnya begitu hening, perasaan ibu Nina bercampur aduk antara senang dengan takut. Bahagia bila ternyata anaknya sudah sembuh, tetapi takut bila ternyata anaknya sudah meninggal.
Ibu Nina mengintip dari sela-sela pintu kamar Nina, dan ternyata Nina sedang duduk tenang diatas ranjangnya. Gak berkata apa-apa tapi sejurus kemudian ia menangis sesengukan. Ibu Nina pribadi masuk kedalam kamarnya dan memeluk Nina erat-erat. Sambil menangis nina berkata
"Ibu, saya takut..."
 Lalu Ibunya menjawab sambil menangis pula.
“Gak apa nak, Ibu ada disini. Kamu gak perlu menangis lagi, ayo kita makan. Ibu tahu kau niscaya lapar..”
“Aku gak lapar, tetapi bolehkah saya meminta sesuatu?”
“Apapun nak..! apapun..!!”
“Aku ngantuk, rasanya saya akan tertidur sangat pulas. Mau kah ibu nyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untukku?”
Ibu Nina terdiam, agak sedikit gak percaya dari apa yang didengar oleh anaknya. Tapi kemudian ibu Nina berkata sambil mencoba tersenyum.
“Baiklah, ibu akan menyanyikan sebait lagu untukmu..”
Saya yakin anda sudah tahu lagu apa yang dinyanyikan oleh Ibu Nina. Setelah sebait lagu itu Nina terlelap hening dengan kepala dipangkuan ibunya, wajah anggunnya telah kembali. Ibu Nina menghela nafas lega, anaknya telah tertidur pulas. Tapi..
Nina gak bergerak sedikit pun, nafasnya gak terdengar, denyut nadinya menghilang, pedoman darahnya berhenti. Nina telah tertidur benar-benar lelap untuk selamanya dengan sebuah lagu ciptaan ibunya sebagai pengantar kepergian dirinya sehabis berjuang melawan penderitaan.