lereng Gunung Kelud pada 2007 silam, tatkala ritual digelar, sesepuh Mbah Ronggo dalam ritualnya mendapati ide gaib. Yaitu berupa pesan terjadinya pertanda besar menyoal keberadaan Gunung Kelud yang terletak 40 kilometer dari kota Kediri yang mempunyai keunikan di puncaknya, yakni berbentuk strato dengan danau kawah di tengahnya walaupun danau kawah itu ketika ini telah berubah bentuk menjadi kubah lava. Wangsit tersebut mengatakan, “Le, sing ati-ati arep liwat Danyang Gunung Kelud,” tutur Mbah Ronggo mengenai pesan mistik yang merupakan pesan kalau Gunung Kelud akan meletus. Terbukti, tahun 2007 Gunung Kelud meletus dengan letusan terakhir bersifat efusif (mengalirkan material), berbeda dari latusan sebelumnya yang bersifat eksplosit (menyemburkan material). Akibat letusan terakhir, danau kawah Gunung Kelud yang berwarna hijau menjelma kubah lava yang mengalirkan material berwarna hitam dari dalam perut gunung. Ketinggian kubah ketika ini mencapai 250 meter dengan lebar sekitar 400 meter. Sepanjang sejarahnya, gunung ini tercatat mengalami 29 kali letusan, baik eksplosif maupun efusif, mulai tahun 1000 hingga tahun 2007. Erupsi eksplosifnya bisa menghancurkan ratusan desa di sekitarnya, termasuk ribuan hektare lahan pertanian dan menewaskan ribuan warga. Sebagai gambaran, lima letusan terakhirnya saja memakan korban 5.400 jiwa. Berdasarkan pengamatan letusan selama tiga periode berturut-turut, waktu istirahat terpanjang acara dalam perut Gunung Kelud ialah 65-76 tahun, tetapi pernah pula hanya tiga tahun. Sejak letusan tahun 1901, waktu istirahat gunung itu menjadi lebih singkat, yaitu 15-31 tahun, bahkan pernah mencapai masa paling singkat, yaitu satu tahun. 3. Penunggu kawah Gunung Kelud Karena tuhan memang penguasa jagad, kata-katanya yang ampuh itu menciptakan dua bidadari tersebut seketika menjelma dua ekor buaya. Konon, hingga sekarang mereka menjadi penunggu danau Gunung Kelud. Letusan Kelud pada 1586 menelan korban hingga 10 ribu orang meninggal. Pada letusan 19 Mei 1919 memakan korban 5.110 jiwa. Sedang letusan 26 April 1966 menelan korban jiwa 212 meninggal, 74 hilang dan 89 luka-luka. Menurut sesepuh desa di sekitar gunung ini, para korban itu sedang dikersakke dua bidadari penunggu kawah. Bila pria diperlakukan sebagai suami dan yang wanita diangkat sebagai saudara. Warga menengarai, bila Kelud akan meletus biasanya ada dua sorot sinar terperinci masuk ke kawah. Atau banyak burung gagak berterbangan di pedesaan. |